Posted by Unknown
Posted on 00.21
with No comments
Galactic Republic berada dalam masa kemunduran dengan birokrasi yang
busuk dan korup serta keadaan ekonomi yang memburuk. Sebagai tanggapan
terhadap pajak perdagangan, Federasi Dagang melakukan blokade
perdagangan di planet Naboo. Berharap untuk menyelesaikan masalah ini,
Mahkama Kanselir mengirim dua Jedi, Qui-Gon Jinn (Liam Neeson) dan
muridnya, Obi-Wan Kenobi (Ewan McGregor), untuk bernegosiasi dengan
Federasi Dagang yang dipimpin oleh Viceroy (semacam gubernur), Nute
Gunray (Silas Carson). Tanpa sepengetahuan mereka, Federasi Dagang
bersekutu dengan Dark Sith, Darth Sidious, yang memerintahkan mereka
untuk membunuh kedua Jedi tersebut dan menyerang planet Naboo dengan
pasukan tempur droid. Menghindar dari serangan itu, mereka menyelundup
ke dalam kapal yang mendarat dan melarikan diri ke planet Naboo. Qui-Gon
menyelamatkan seorang bangsa Gungan bernama Jar Jar Binks (Ahmed Best)
yang terbuang dari planetnya saat terinjak-injak oleh sebuah tank milik
Federasi. Karena berhutang budi, Jar Jar membawa mereka menuju kota
Gungan yang ada bawah laut yang dipimpin oleh Otoh Gunga, Di tempat itu,
kedua Jedi gagal membujuk bangsa Gungan untuk membantu bangsa Naboo,
meskipun mereka mampu memperoleh transportasi untuk mencapai kota Theed
yang berada di permukaan.
Qui-Gon
merasa yakin bahwa Anakin adalah orang yang diramalkan akan memberi
keseimbangan pada Force. Qui-Gon kemudian membuat taruhan dengan majikan
Anakin: Watto (Andy Secombe), untuk memasukkan Anakin dalam sebuah
turnamen podracing, dan jika Anakin menang, ia akan dibebaskan. Anakin
berhasil memenangkan perlombaan dan Qui-Gon membawanya untuk dilatih
sebagai Jedi, tetapi ia terpaksa meninggalkan ibunya di planet Tatooin
karena Qui-Gon tidak dapat membebaskannya juga. Sebelum mereka pergi,
mereka diserang oleh Darth Maul (Ray Park), yang dikirim oleh Darth
Sidious untuk menangkap Padme. Setelah bertarung singkat, mereka
berhasil melarikan diri.
Qui-Gon kemudian meminta ijin kepada Yoda untuk membawa Anakin ke
Coruscant mengangkatnya menjadi murid, dan berusaha membujuk Dewan Jedi
untuk melatih Anakin sebagai Jedi, tapi Dewan menolak karena Anakin
terlalu tua, yang akan beresiko dia beralih ke sisi gelap dari Force.
Di sidang Senat Republic, Padme menjelaskan kondisi Naboo. Namun karena
mendapat tanggapan negatif dari Vallorum (Terence Stamp), pimpinan
Galactic Republic. Senator Palpatine (Ian McDiarmid) dari Naboo
meyakinkan Ratu untuk mengajukan mosi tidak percaya pada Pemimpin
Galactic Republic, dan agar dipilih pemimpin baru yang lebih kuat yang
akan membantu mengakhiri konflik. Mosi Padme mendapat dukungan dari
anggota senat lain karena Vallorum dianggap antek Federasi Dagang. Tak
lama kemudian di angkatlah Palpatine menjadi pimpinan baru Galactic
Republic.
Sebetulnya semua ini adalah skenario dari tokoh misterius Sith yang
tidak diketahui identitas sebenarnya (tokoh Sith sebenarnya adalah
Palpatine), sekaligus awal dari kemunculan kembali Sith setelah sekian
lama menghilang.
Seiring film bergulir, Qui-Gon akhirnya terbunuh ditangan Darth Maul,
dan Darth Maul mati ditangan Obi-Wan. Anakin kemudian diangkat menjadi
murid oleh Obi-Wan yang telah menjadi Ksatria Jedi atas persetujuan oleh
Dewan Jedi.
Posted by Unknown
Posted on 00.18
with No comments
Cerita
The Fellowship of The Rings dimulai dengan kisah bagaimana seorang
hobbit bernama Bilbo Baggins dari The Shire, telah mengembara ke Misty
Mountain dan bertemu dengan Gollum yang telah tinggal di dalam sebuah
gua di gunung tersebut selama 500 tahun. Bilbo berhasil mencuri cincin
milik Gollum dan kemudian membawanya pulang ke The Shire. Tanpa
disadari, cincin tersebut mempunyai kekuatan sakti. Pada
ulang tahunnya yang ke-111, Bilbo memutuskan untuk meninggalkan The
Shire dan menuju ke Rivendell. Bilbo ingin menghabiskan masa tuanya
dengan menulis buku tentang pengembaraannya dengan seorang Dwarf mencari
harta karun di Lonely Mountain, di mana terdapat seekor naga yang
menyembunyikan emas permata di bawah badannya. Sebelum melakukan
perjalanannya, Bilbo mewariskan cincin sakti yang disebut One Ring
kepada keponakannya yang bernama Frodo Baggins. Seorang
Wizard yang juga sahabat Bilbo bernama Gandalf The Grey menyarankan
Frodo untuk menghancurkannya ke Mount Doom. Penghancuran cincin ini
untuk menghalangi niat jahat Sauron yang ingin menguasai Middle-Earth.
One Ring dibuat oleh Sauron, Dark Lord dari Mordor, cincin tersebut
sesungguhnya digunakan untuk menguasai Middle-Earth dan memperbudak
rakyatnya. Frodo
berangkat ke Mount Doom bersama seorang sahabatnya yang bernama Samwise
Gamgee. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Merry dan Pippin yang
akhirnya ikut bergabung bersama Frodo dan Sam. Perjalanan para hobbit
ini terus dibayangi oleh Black Rider yang merupakan utusan Sauron untuk
mengawasi si pemegang cincin. Ketika
sampai di Bree, empat hobbit ini memutuskan untuk beristirahat di The
Prancing Pony. Ditempat tersebut mereka bertemu dengan seorang Strider
yang bernama Aragorn. Ternyata Strider tersebut adalah utusan Gandalf
yang bertugas menemani para hobbit hingga ke Rivendell, tempat penguasa
Elf berkuasa dan akan terjadi pertemuan penting antara semua ras
penghuni Middle Earth. Keesokan
harinya Strider menemani mereka untuk meneruskan perjalanan ke
Rivendell. Pada malam harinya, mereka kembali diserang oleh Black Rider.
Frodo terluka dalam serangan itu karena ditikam oleh Black Rider. Dalam
kepanikan karena Frodo terluka dan pingsan, tiba-tiba muncul seorang
Elf yang bernama Arwen dan membawa Frodo ke Rivendell dengan kudanya. Black
Rider terus mengejar Arwen sampai ke Loudwater River. Saat Black Rider
mencoba menyeberangi sungai, Arwen membaca mantra untuk membuat sungai
tersebut memukul Black Rider dengan kuat dan membunuh mereka. Setelah
berhasil mengalahkan Black Rider, Arwen dan Frodo melanjutkan perjalanan
menuju ke Rivendell. Pada
saat yang sama, Gandalf yang terperangkap di puncak Menara Orthanc di
Isengard meminta bantuan burung elang raksasa bernama Gwaihir untuk
melepaskannya dari tawanan Saruman. Gwaihir membawa Gandalf ke
Rivendell. Saat rombongan Aragorn dan para hobbit sampai di Rivendell,
Frodo sudah sembuh dari lukanya. Elrond sang pemimpin bangsa Elf sangat
kagum pada kekuatan mental Frodo yang sama sekali tidak terpengaruh
dengan kekuatan jahat dari One Ring. Sementara itu, seluruh wakil
pemimpin dari semua makhluk Middle-Earth berkumpul di Rivendell untuk
membahas siapa yang akan membawa One Ring ke Mordor untuk dihancurkan.
Saat tidak ada yang bersedia membawanya, tiba-tiba Frodo menawarkan diri
untuk membawa One Ring ke Mordor. Maka terpilihlah orang-orang yang
akan melakukan perjalanan ke Mordor, yaitu Gimli (Dwarf), Legolas (Elf),
Aragorn dan Boromir (Men), Gandalf (Wizard), dan keempat hobit (Frodo,
Sam, Merry, dan Pippin). Kesembilan orang tersebut tergabung dalam The
Fellowship of The Ring. Keesokan
harinya kesembilan orang tersebut berangkat menuju ke selatan melewati
Lothlorien. Untuk sampai ke Lothlorien, mereka harus melintasi Misty
Mountain yang saat itu sedang mengalami badai salju dan reruntuhan
batu-batuan. Namun akhirnya mereka menyerah pada cuaca dan mengalihkan
jalur menuju ke Moria yang merupakan tempat tinggal Dwarf. Di
Moria, mereka diserang oleh Orcs. Orcs adalah manusia kerdil bodoh
ciptaan Sauron yang tinggal di Hutan Mirkwood untuk membantu Sauron
menguasai Middle-Earth. Karena jumlah pasukan Orcs yang tidak seimbang
dengan jumlah The Fellowship, maka mereka melarikan diri ke jembatan
Khazad-Dum. Celakanya di jembatan tersebut mereka telah dihadang oleh
binatang raksasa yang menyerupai monster bernama Balrog. Pertempuran
dengan Balrog menyebabkan Gandalf terjatuh ke dasar jurang dan
menghilang. Aragorn
kemudian mengambil alih tugas Gandalf untuk memimpin The Fellowship
sampai ke Mordor. Setelah perjalanan The Fellowship sampai di
Lothlorien, mereka bertemu dengan seorang peri bijak yang bernama
Galadriel. Galadriel memberikan bekal sampan, biskuit lembas, dan kaca.
Dari kaca milik Galadriel, Frodo melihat masa depan dimana sahabatnya
Sam akan menemui ajalnya jika tetap ikut dengannya ke Mordor. Frodo
mulai bimbang pada perjalanannya, namun ia tetap harus menghancurkan One
Ring. Perjalanan
berlanjut melewati sungai Anduin menuju ke selatan. Sampai di Fall of
Rauros mereka berhenti untuk beristirahat. Saat beristirahat, Boromir
ingin melihat dan memegang One Ring, namun Frodo menolaknya dan
menyingkir dari Boromir. Tiba-tiba sekumpulan Orcs dan Uruk Hai
menyerang The Fellowship. Gimli, Legolas, Aragorn, dan Boromir maju
menghadapi serangan musuh, sedangkan Merry, Pippin, Frodo, dan Sam
berlari menyembunyikan diri namun akhirnya mereka terpisah sementara
Merry serta Pippin menjadi tawanan pasukan Orcs. Frodo
dan Sam berhasil menyelamatkan diri dan berlayar ke seberang sungai.
Sementara Gimli, Aragorn, dan Legolas yang berhasil mengalahkan pasukan
Orcs dan Uruk Hai harus merelakan Boromir yang tewas di medan perang.
Gimli, Aragorn, dan Legolas melakukan penghormatan terakhir kepada
Boromir dengan meletakkan mayatnya ke dalam sampan dan membiarkannya
berlayar menuju sungai Anduin, kemudian ketiganya mulai mencari keempat
hobbit. Dan terpecahnya The Fellowship menjadi akhir cerita di film ini.
Posted by Unknown
Posted on 00.13
with No comments
Jake Sully
menggantikan kakaknya untuk melanjutkan misi penelitian dan penggalian
sumber tenaga baru bagi manusia di dunia Pandora. Sumber tersebut
bernama unobtanium
dan berharga sangat mahal. Jake Sully adalah mantan marinir dan cacat
(lumpuh). Untuk pergi ke Pandora, manusia membutuhkan bantuan berupa
alat bantu pernapasan. Tapi manusia bisa pergi ke Pandora dengan wujud
makhluk asli yakni Avatar dengan cara masuk dalam sebuah alat tertentu
dan melakukan transfer pengendalian otak menuju tubuh baru, yakni
makhluk Avatar. Disini kita bisa melihat diri kita saat ini, bahwa
ketika kita masuk dalam jejaring sosial atau blogger dengan memasukkan
username dan password maka pikiran kita akan fokus masuk dalam dunia
internet. Kita yang nyata menjadi kita yang virtual dalam dunia
internet.
Kemudian, setiap binatang di dalam film ini hampir semua memiliki
sebuah penghubung. Penghubung tersebut bisa disatukan dengan penghubung
dari panduduk asli. Jika penduduk asli Pandora menginginkan alat
transportasi, maka dia wajib menghubungkan dirinya dengan binatang
tersebut dengan binatang yang ingin dijadikan alat transportasi (sarana)
seperti ikran, direhorse, viperwolf
dan lainnya. Alat penghubung ini, hemat saya seperti layaknya USB
dalam dunia kita saat ini. Kita bisa menghubungkan diri kita yang
berwujud data dalam flashdisk ke dalam dunia internet. Penghubung ini,
selain fungsingnya seperti USB, ini juga seperti link yang bisa
menghubungkan kita dari satu situs ke situs lain. Pada akhir cerita,
Jake yang tadi bagian dari misi untuk menambang unobtanium dan
memusnahkan suku Pandora, malah berbelok arah dan menjadi bagian dari
suku Pandora melawan keserakahan manusia (skypeople). Diakhir cerita,
Jake dan suku Pandora dapat mengalahkan manusia dan Jake memilih untuk
menjadi Avatar. Kenapa? Karena dalam wujudnya manusia, Jake adalah orang
cacat dan lumpuh. Dalam dunia Avatar, dia makhluk sempurna bahkan
menjadi kepala suku.
Posted by Unknown
Posted on 23.54
with No comments
Film G.I. Joe: Rise of Cobra dibuka dengan mimpi dan cita-cita Amerika dan NATO untuk menjadi negara adikuasa yang digdaya. Hal tersebut diwujudkan dengan pembelian empat hulu ledak yang memiliki teknologi nano-mites. Nano-mites adalah robot-robot kecil yang berukuran nano (mikroskopik) yang pada awalnya dipakai manusia untuk melawan penyakit kanker. Adapun perusahaan yang mengubah cara kerja nano-mites adalah sebuah perusahaan pembuat senjata bernama M.A.R.S. yang dipimpin oleh McCullen (Christopher Eccleston). Untuk mengawal keempat hulu ledak tersebut telah dipersiapkan sepasukan tentara yang dilengkapi dengan ACV (kendaraan tempur pengangkut pasukan) dan dua buah AH-64 Apache.
Pasukan yang mengantar hulu ledak nano-mites dipimpin oleh Duke (Channing Tatum) dan Ripcord (Marlon Wayans). Saat diperjalanan, mereka asyik ngobrol masalah keinginan Ripcord untuk pindah ke angkatan udara Amerika. Duke menganggap konyol keputusan Ripcord yang ingin pindah ke angkatan udara. Bagi Duke, pertempuran yang sesungguhnya terjadi di tengah-tengah area peperangan, bukan di atasnya. Ketika sibuk memperdebatkan keputusan Ripcord, tiba-tiba pasukan tersebut diserang oleh sebuah pesawat terbang dengan teknologi yang tidak lazim. Dalam hitungan detik pesawat tersebut meluluh lantakan pasukan Duke dan Ripcord, serta menembak jatuh dua heli Apache yang mengawal mereka.
Mobil yang dinaiki Duke dan Ripcord terbalik dan menghempaskan mereka berdua. Dari dalam badan pesawat tersebut, keluar sepasukan tentara bersenjatakan senapan canggih yang menembakkan gelombang kejut. Dalam kondisi terjepit, duke memilih untuk menyelamatkan Ripcord terlebih dahulu baru kemudian merebut kembali empat koper yang berisi empat hulu ledak nano-mites. Pasukan tersebut ternyata dipimpin oleh Baroness (Sienna Miller) yang dikenali Duke sebagai Ana. Ditengah-tengah pertempuran sengit, muncul tiga orang tentara yang keluar dari pesawat asing yang terbang dengan cara VTOL (lepas landas dan mendarat tegak lurus) seperti V-22 Osprey. Ketiga orang tersebut menghabisi para tentara yang menyerang dengan senjata yang mereka miliki. Ketiga orang tersebut adalah Snake Eyes (Ray Park), Scarlett (Rachel Nichols) dan Heavy Duty (Adewale Akinnuoye-Agbaje).
Duke berhasil menangkap Baroness dan merebut koper tersebut dari dirinya. Melihat pasukannya kocar-kacir, Baroness memilih untuk menyelamatkan dirinya dan meninggalkan hulu ledak nano-mites. Saat membalikkan badan, Duke menemukan kalau Snake Eyes, Scarlett, Heavy Duty dan Breaker (Said Taghmaoui) sudah mencegat dirinya sambil meminta Duke untuk menyerahkan tas yang berisikan hulu ledak nano-mites. Breaker memperlihatkan pada Duke sebuah perangkat komunikasi yang memakai teknologi hologram. Dari alat itu Duke berbicara dengan Jendral Hawk (Dennis Quaid) yang berusaha meyakinkan Duke kalau mereka berada di sisi yang sama. Karena berpegang teguh pada prinsip prajurit yang tidak akan mengabaikan perintah, Duke tetap tidak percaya pada perkataan Hawk. Akhirnya diputuskan oleh Heavy Duty, Duke akan ikut mereka ke markas rahasia bersama-sama dengan tas tersebut.
Apa yang sebenarnya sedang dihadapi oleh Duke? Untuk siapakah Snake Eyes, Scarlett, Heavy Duty dan Breaker bekerja? Apa peranan Hawk? Apa yang diincar oleh Baroness? Mengapa Ana menjadi Baroness? Penasaran dengan kualitas filmnya? Baca terus review kami.
Film G.I. Joe: Rise of Cobra memiliki detil cerita yang jauh lebih baik daripada Transformers : Revenge of the Fallen. Semua plot cerita ditata apik dan dibuat berhubungan sepanjang film. Cerita dalam film ini benar-benar mengalir begitu saja dan mudah diikuti. Padahal film ini banyak berisikan adegan flashback yang menceritakan masa lalu beberapa karakter penting, seperti masa lalu Snake Eyes, Strom Shadow (Byung-hun Lee), Baroness dan Duke. Pokoknya cerita dalam film ini bisa kamu acungi dua jempol sekaligus, karena mudah untuk diikuti tetapi tetap menarik sampai akhir film. Film ini juga tergolong lengkap dalam memilih lokasi shooting. Kita akan bertemu adegan yang mengambil lokasi di hutan, markas rahasia G.I. Joe, jalanan kota Paris, kutub utara, hingga bawah laut.
Dari sisi para pemainnya tidak ada yang berakting menonjol di film ini. Tetapi kapan lagi kamu bisa melihat Sienna Miller berperan sebagai penjahat sexy yang nakal. Kapan lagi kamu melihat Ray Park main film tanpa memperlihatkan wajahnya dan mengeluarkan suaranya sedikitpun. Jadi walaupun tidak ada yang menonjol, akting mereka tetap pas dan enak untuk dinikmati walau sebenarnya masih jauh dari karakter versi komiknya. Tetapi bukankah itu malah menjadikan film G.I. Joe: Rise of Cobra bisa dinikmati oleh siapa saja?
Film ini memiliki adegan aksi yang sangat banyak. Untunglah efek ledakan dan efek-efek lainnya dibuat dengan sangat keren. Masalah justru datang pada CGI yang masih kasar dan kurang menyatu dengan background. Beberapa unit tempur milik para G.I. Joe juga memiliki desain yang konyol. Bayangkan, pesawat para G.I. Joe terlihat seperti kaleng sarden terbang berteknologi VTOL. Sebenarnya kami tahu maksud pemilihan bentuk mulus dan pipih dari pesawat tersebut. Tujuannya adalah untuk menambahkan unsur stealth pada pesawat tersebut. Tetapi kenapa di mata kami pesawat tersebut malah terlihat norak dan konyol yah? Lagian kami rasa, warna perak mengkilat bukanlah warna yang baik untuk menyembunyikan pesawat kamu dari pengindraan musuh. Pokoknya untuk urusan desain dan CGI, kami hanya salut pada desain kostum Snake Eyes yang top abis. Sisanya cendrung kurang atau biasa-biasa saja.
Film G.I. Joe: Rise of Cobra adalah sebuah film aksi yang sangat pas untuk menemani akhir pekanmu kali ini. Pokoknya kamu tidak akan menyesal membeli tiket untuk menyaksikan film ini. Khusus bagi para penggemar G.I. Joe., mungkin film ini kurang terasa G.I. Joe-nya. Tetapi tenang saja, masih ada kesempatan lain yang akan terbuka kedepannya. Jadi kesempatan untuk melihat the real G.I. Joe masih terbuka lebar, apalagi kalau film ini meledak di pasaran. Transformers sudah, G.I. Joe sudah, kayaknya yang kurang tinggal Avengers. Kapan dan bagaimana jadinya Avengers? Tongkrongin terus KotGa untuk mendapatkan informasi tentang film-film game. Akhir kata kami ucapkan selamat menyaksikan film G.I. Joe: Rise of Cobra di BAWAH INI :
Posted by Unknown
Posted on 23.48
with No comments
Mark Zuckerberg, seorang yang menjadi kaya di usia muda karena Facebook. Semua pasti sudah tahu tentang Facebook
yang amat fenomenal ini. Film ini bukanlah cerita tentang seorang yang
menjadi kaya karena internet, bukanlah tentang website yang populer,
juga bukan tentang keserakahan atau kekuasaan. Film ini bercerita
tentang betapa orang sangat ingin diterima oleh sekelilingnya. Beberapa
orang terlahir cantik atau ganteng dan ada juga yang dianugerahi bakat
olahraga atau seni yang luar biasa. Tetapi ada juga orang yang
biasa-biasa saja dan hanyalah bagaikan angin lalu bagi orang di
sekelilingnya. Social Network diawali oleh Zuckerberg (Jesse
Eisenberg) yang merasa dirinya kurang populer sehingga dia merasa harus
bisa masuk ke dalam salah satu dari 8 klub elit yang ada di Harvard.
Kemudian, dia membuat facemash.com (cikal bakal facebook) yang memuat
foto-foto mahasiswi Harvard dan memungkinkan pengunjung untuk mengklik
foto siapapun yang dianggap seksi. Ini membuat Zuckerberg dibenci oleh
para mahasiswi dan mendapat ancaman dari pacar mereka. Zuckerberg
kemudian mendapat perhatian dari Cameron Winklevoss yang adalah anggota
Porcelain Club, salah satu club elite Harvard yang berbisnis dengan dia
untuk mengembangkan facemash.com. Tetap saja, Zuckerberg tidak
benar-benar diterima di club elite Harvard. Dia hanyalah rekan bisnis
mereka.
Social Network bukanlah film yang sederhana. David Fincher melakukan
pendekatan yang berbeda dibandingkan film lain pada umumnya dan dia
berhasil melakukan itu. Penonton tidak diharapkan untuk memberi simpati
pada Zuckerberg selama film ini berlangsung. Tidak ada adegan emosional
saat film mencapai klimaks dengan Zuckerberg yang merasa sangat
kesepian. Fincher dan penulis Aaron Sorkin berhasil membuat film ini
tidak semata-mata tentang Facebook, melainkan tentang bagaimana
seseorang bisa menjadi buta oleh ambisinya untuk bisa diterima secara
sosial. Faktor inilah yang membuat Resensi Film Bagus sangat merekomendasikan film ini.
Posted by Unknown
Posted on 23.43
with No comments
Film ini mengisahkan tentang seorang yang mampu mengambil idea lewat
mimpi yang bernama cobb. Cobb adalah buronan yang dituduh membunuh
istrinya sendiri sehingga dia tidak bisa kembali ke amerika (dimana anak
nya tinggal). Untuk kembali ke Amerika dan melepaskan semua tuduhan
pembunuhan istrinya, Cobb harus menyelesaikan pekerjaan terakhirnya,
Alih alih mencuri ide/rahasia. dia disuruh menanamkan ide kedalam
target. Ini adalah inti ceritanya, menanamkan ide sendiri disebut dengan
INCEPTION.
Cobb dan timnya diberi tugas oleh saito, seorang pengusaha besar
jepang yang ingin meruntuhkan perusahaan lawannya dengan cara menanamkan
ide kepada anak dari pengusaha tersebut. Idenya cukup simple
“hancurkan perusahaan ayahnya sendiri”.
Untuk menanamkan ide ini, Cobb merekrut Ariedne (Ellen page) sebagai
arsitek mimpi, Arthur untuk melakukan penilitan target dan beberapa
orang lainnya mempunyai tugas yang berbeda (lihat filmnya sendiri).
Rencanaya mimpi akan berjalan lancar dan untuk berjaga jaga, mereka
merancang mimpi dengan 3 tingkat. Dalam dunia mimpi waktu akan terasa
makin lambat, waktu 5 menit didunia nyata sama dengan 1 jam di dunia
mimpi di level pertama dan 1 minggu di level selanjutnya.
untuk menset agar target bisa dimasuki mimpinya, mereka pura-pura
menjadi penumpang pesawat yang juga ditumpangi target, dari sinilah
cerita mulai seru.
Ternyata mimpi yang semula dikira berjalan lancar, terjadi banyak hal
yang tidak terduga, dari munculnya kereta di jalan raya, dan para
penjaga dari target yang menyerang tim, yang akhirnya memaksa mereka
untuk masuk ke dunia mimpi level dua (mimpi di dalam mimpi) dan mimpi
kedua ini pun rencana belum berhasil akhirnya mereka masuk kedunia
mimpi level ketiga.
ketika Target hampir saja berhasil ditanamkan ke dalam object,
ternyata object terbunuh di level ketiga. Dalam film ini, jika seorang
yang sedang bermimpi sangat lelap dan dia terbunuh di mimpi, dia tidak
aka bangun kedunia nyata, namun masuk kealam bawah sadar yang lebih
dalam yaitu limbo.
Cerita terus berjalan (makanya nonton sendiri) yang akhirnya ide
berhasil ditanamkan, namun Cobb sendiri terlembar ke limbo dan berlum
bisa kembali karena saito juga mati didunia mimpi (saito adalah orang
yang menyuruh menanamkan ide kedalam target) yang memaksa Cobb untuk
mencari Saito di limbo.
Ending cerita, saito berhasil diselamatkan dari limbo. Cobb kembali
berada di pesawat bersama tim, dia berhasil masuk ke amerika dan pergi
menuju rumahnya. Sampai dirumah, dia memutar totemnya untuk memastikan
bahwa ini adalah real (jika totem tidak berhenti berputar artinya dia
msih bermimpi), pada saat yang sama, pandagan Cobb dialihkan ke anak
anaknya yang ingin sekali dia temui, sebelum tahu apakah totem berhenti
berputar atau tidak . Layar Blank dan muncul credit film.
Posted by Unknown
Posted on 23.38
with No comments
Paul Conroy, seorang kontraktor swasta yang bekerja sebagai sopir truk
di Irak. Film dibuka dengan Paul yang terbangun dan mendapati dirinya
berada di bawah tanah, terperangkap dalam sebuah peti mati dan hanya
berbekal ponsel serta korek api Zippo. Dia lantas menyadari hanya punya
90 menit sebelum kehabisan oksigen.
Ponsel menjadi harapan hidupnya. Tetapi ketika dia menelpon, dia hanya
tersambung dengan voice mail, petugas kantor dan birokrat rendahan yang
hanya menghabiskan waktunya. Momen saat Paul menelpon ibunya amat
emosional.
Posted by Unknown
Posted on 23.24
with No comments
Lord Voldemort mengambil Tongkat Sihir Elder dari
makam Albus Dumbledore, dan Severus Snape telah menjadi
kepala sekolah Hogwarts. Sementara itu, mengubur
Dobby di halaman Shell Cottage, Harry dan
kedua sahabatnya kemudian berusaha menyusun rencana baru. Ia bertanya
kepada Ollivander mengenai Tongkat Sihir Elder, dan ternyata pemilik
terakhir tongkat tersebut adalah Dumbledore. Ollivander berkata, bahwa Harry tidak akan menang melawan Voldemort
yang memiliki Tongkat Elder. Harry dan kedua sahabatnya menyusun rencana untuk
membobol lemari besi Bellatrix Lestrange di Bank Gringott's. Mereka
curiga satu horcrux tersembunyi di sana.
Dibantu Griphook (dengan
imbalan Pedang Godric Gryffindor), Hermione meminum ramuan Polijus menyamar sebagai Bellatrix
Lestrange, Ron menyamar sebagai penyihir sementara Harry dan Griphook berada di dalam
Jubah Gaib. Mereka memasuki lemari besi Bellatrix
di Bank Gringott's. Horcrux yang dimaksud ternyata adalah piala Helga
Hufflepuff. Namun, Griphook kemudian mengkhianati mereka dan melarikan
diri dan mencuri pedang Godric Gryffindor, meninggalkan mereka terpojok
oleh pihak keamanan yang merasa ditipu. Harry, Ron, dan Hermione
berhasil melarikan diri dengan menaiki naga penjaga lemari besi.
Harry
mendapatkan penglihatan segera setelah pelarian mereka, ia dapat
melihat melalui mata Voldemort dan mengetahui pikirannya. Di dalam
penglihatan tersebut, Voldemort membunuh beberapa goblin dan penjaga
Bank Gringott's lainnya, termasuk Griphook. Voldemort telah mendatangi
tempat-tempat Horcruxnya yang disembunyikan dan mengetahui bahwa mereka telah
lenyap dan hancur. Harry melihat
Voldemort marah dan takut. Harry juga melihat bahwa
Horcrux berikutnya berkaitan dengan Rowena Ravenclaw, dan ada di kastil
Hogwarts. Ketiganya segera pergi ke Hogsmeade untuk mencari jalan masuk
ke sekolah Hogwarts. Di Hogsmeade, kehadiran mereka membunyikan mantra
pendeteksi Caterwauling dan dihadang oleh para Pelahap Maut. Namun,
mereka diselamatkan oleh Aberforth Dumbledore, saudara Albus Dumbledore,
yang sering Harry lihat di pecahan cermin yang ia miliki. Aberforth
membuka jalan
terowongan ke Hogwarts di mana mereka disambut oleh Neville Longbottom.
Tiga sekawan tersebut bertemu kembali dengan anggota Laskar
Dumbledore dan meminta bantuan untuk mencari mahkota Ravenclaw.
Snape
mendengar kembalinya Harry dan mengumumkan bahwa semua orang yang
membantu Harry kembali, terutama siswa, akan dihukum berat. Harry
kemudian muncul dan menantang Snape mengenai kematian Dumbledore,
dan Minerva McGonagall menantangnya berduel. Snape melarikan diri dan
McGonagall memerintahkan seluruh Hogwarts bersiap untuk bertempur. Pada
saat ini, anggota Orde Phoenix dan simpatisannya berdatangan. Atas
inisiatif Luna Lovegood, Harry kemudian berbicara dengan hantu Helena
Ravenclaw, putri dari Rowena Ravenclaw. Helena mengatakan bahwa
Voldemort telah mengisi
mahkota ibunya dengan ilmu hitam, dan menyatakan bahwa benda itu ada di
Kamar Kebutuhan. Sementara, Ron dan Hermione pergi ke Kamar Rahasia.
Hermione memusnahkan Piala Hufflepuff dengan taring Basilisk, Ron
dan Hermione berciuman untuk pertama kalinya. Di kamar kebutuhan, Harry
dicegat oleh Draco Malfoy, Gregory Goyle, dan Blaise Zabini, namun Ron
dan Hermione datang membantu Harry. Goyle menggunakan mantra api kutukan
Fiendfyre namun jatuh dan mati terbakar. Draco dan Blaise diselamatkan
oleh Harry, Ron, dan Hermione sebelum Harry menusuk Mahkota Ravenclaw
dengan taring Basilisk dan melemparnya ke dalam kobaran api, memusnahkan
mahkota itu. Sementara itu, ketika Hogwarts diserang oleh pasukan
Voldemort, Harry kembali memasuki pikiran Voldemort dan menyadari bahwa
ularnya, Nagini, juga adalah Horcrux. Di dalam pertempuran yang
berlangsung, Fred, Lupin, Tonks, dan Lavender Brown, serta sekitar 50
orang lainnya terbunuh. Pada saat yang sama, Hermione membunuh Fenrir
Greyback (pembunuh Lavender).
Voldemort dan Snape bertemu di rumah perahu dan memberitahu Snape jika
Tongkat Elder tidak berfungsi, karena dia bukan tuannya, dan Snape adalah tuan dari tongkat itu karena Snape yang
telah membunuh Dumbledore, tuan sebelumnya. Voldemort memerintahkan Nagini
untuk membunuh Snape. Di
Boathouse (rumah perahu Hogwarts), Harry, Ron dan Hermione melihat Voldemort
membunuh Severus Snape dengan tujuan untuk mentransfer kekuatan Elder
Wand kepada dirinya sendiri. Dalam sekaratnya, Snape memberikan ingatannya kepada Harry, Snape menangis, mengeluarkan air mata memori, dan berkomentar tentang bagaimana Harry memiliki mata ibunya, lalu mati.
Dari memori itu terungkap bahwa Snape berada di
sisi Dumbledore, didorong dengan cinta seumur hidupnya kepada Lily
Potter. Snape telah diminta Dumbledore untuk membunuh dirinya jika
situasinya mengharuskan demikian karena bagaimanapun juga hidupnya tidak
akan lama lagi akibat kutukan yang terdapat di Horcrux Cincin Gaunt.
Selanjutnya, terungkap pula bahwa Harry adalah Horcrux terakhir
Voldemort, yang diciptakan tanpa sengaja di Godric Hallow, untuk itu ia harus mati juga sebelum Voldemort dapat dibunuh. Harry kemudian pergi kehutan terlarang, menyerahkan diri dan Voldemort melancarkan
kutukan untuk membunuhnya. Tapi alih-alih membunuh Harry, kutukan itu
malah menghancurkan bagian dari jiwa Voldemort yang terdapat di
tubuhnya. Harry pun memasuki dunia lain (limbo), dimana ia
bertemu Profesor Albus Dumbledore, yang menjelaskan kepadanya tentang
Harry sebagai Horcrux dan bahwa kutukan Voldemort telah menghancurkan
jiwanya yang berada di tubuh Harry. Harry memutuskan kembali hidup untuk
mengalahkan Voldemort, namun ia berpura-pura sudah tewas. Voldemort mengutus Narcissa Malfoy untuk memeriksa apakah
Harry masih hidup. Ketika dia mencapai Harry, dia menemukan bahwa Harry
masih hidup, dan bertanya pelan pada Harry apakah Draco masih hidup.
Harry mengangguk, dan Narcissa menyatakan Harry mati.
Voldemort
kemudian membawa "mayat" Harry ke Hogwarts dan mendeklarasikan
"kematian" Harry kepada pejuang-pejuang Hogwarts dan siapa saja yang
menentangnya akan mati. Neville Longbottom menarik Pedang Godric
Gryffindor dan menantang Voldemort dengan sebuah pidato. Pada saat yang
sama, Harry mengungkapkan bahwa dirinya masih hidup, dan mulai berduel
dengan Voldemort di sekitar sekolah. Hermione dan Ron mencoba untuk membunuh Horcrux terakhir, Nagini.
Ketika ular hampir membunuh mereka, Neville memenggal kepala Nagini
dengan pedang Gryffindor. Di tempat lain, Molly
Weasley membunuh Bellatrix Lestrange.
Akhirnya, Voldemort mati setelah
mencoba menggunakan Kutukan pembunuh Avada Kedavra terhadap Harry.
Kutukan itu berbalik menyerang Voldemort sendiri setelah beradu dengan
mantra pelepas senjata Harry (Expelliarmus). Harry menangkap tongkat
itu. Setelahnya, Harry bergabung dengan kedua sahabatnya dan menjelaskan
bahwa Tongkat Elder melindungi pemiliknya (Harry Potter sendiri). Harry menjelaskan kepada Ron dan Hermione bahwa Draco adalah tuan dari
tongkat tersebut, bukan Snape, karena Draco melucuti senjata Dumbledore sebelum
Snape membunuhnya. Kemudian, di Malfoy Manor, Harry melucuti senjata
Draco, membuat Harry menjadi tuan dari tongkat itu. Harry kemudian mematahkan tongkat itu
dan membuangnya ke parit Hogwarts, melenyapkan kekuatan tongkat itu
selamanya.
19 tahun kemudian setelah Pertempuran di
Hogwarts, Harry dan Ginny Weasley telah menikah dan
membimbing anaknya yang bernama Albus Severus Potter dan anak-anak mereka yang lain ke dalam
peron9 3/4. Ron dan Hermione juga
menikah dan telah
memiliki dua anak bernama Rose dan Hugo. Draco Malfoy memiliki anak
bernama Scorpius. Mereka seluruhnya bertemu di stasiun kereta api King's
Cross, untuk mengantar anak-anak mereka bersekolah ke Hogwarts. Ketika
Albus khawatir akan masuk ke asrama Slytherin, Harry berkata bahwa topi
asrama akan mempertimbangkan keinginan. Mereke menyaksikan anak-anak
mereka naik kereta menuju Hogwarts.
Posted by Unknown
Posted on 00.18
with No comments
Bagi David Rice (Hayden Christensen) itu bukanlah
satu hal yang sulit. Karena dia adalah seorang `Jumpers` (pelompat).
Seseorang yang memiliki kemampuan teleportasi hanya dalam hitungan
detik.
Misalnya saja, saat David berada di kamar, hanya
dengan memusatkan pikiran nya dia mampu berpindah ke tempat yang ingin
dituju. Dalam hitungan detik, David mampu berpindah dari kamarnya menuju
tempat berselancar di Hawai.
Kemampuan yang dimiliki David ini baru disadari
setelah dia menyelamatkan bola kristal, hadiah yang dia berikan kepada
wanita pujaannya, Millie (Anna Sophia Robb & Rachel Bilson).
Saking ingin mendapatkan perhatian dari sang
gebetan, David tercebur di danau es, meski pada akhirnya david bisa
menyelamatkan dirinya dengan “melompat”, dan secara tiba-tiba saja David
sudah berada di perpustakaan sekolahnya.
Sadar memiliki kemampuan yang luar biasa, David pun
tidak menyia-nyiakannya kemampuannya tersebut. Kepergian sang ibu sejak
David berusia 5 tahun, menginspirasikan dia kabur dari rumah dan
memulai hidup baru dengan kemampuan itu.
Merampok bank sesuka hati di berbagai negara,
membuat David kaya mendadak dan tinggal di apartemen mewah di New York.
Tak hanya itu, dia pun bebas berkeliling dunia ke mana pun yang
diinginkan. Mulai dari berjemur di atas kepala Sphinx di Mesir, ke gurun
Sahara, bergelayutan di jarum jam Big Ben di London, dan masih banyak
lagi.
Perjalanan David menjadi jumper ternyata tak
semulus dugaan. Keasyikannya melompat berusaha dihentikan oleh kawanan
pembasmi jumper, Paladin.
Adalah Roland (Samuel L Jackson) yang selalu
berusaha menghabisi nyawa para jumper dengan menyetrum, lalu menusuk
menggunakan pisau khusus.
Jika para jumper lolos, Roland tak segan membunuh
siapa pun yang dekat dengan jumper tersebut. Seperti orangtua dan
kekasih mereka.
Roland si pembasmi Jumper
Kenangan masa lalu, terutama pada cinta pertamanya membawa David kembali
ke rumah sang ayah. David berhasil menemui cinta pertamanya, Millie
(Rachel Bilson), hanya saja kedatangannya telah tercium oleh kaum
Paladin. Yang mau tak mau akhirnya membuat David harus segera berpindah
tempat dengan kekasihnya tersebut.
Millie yang hanya seorang gadis pinggiran kota
sederhana punya mimpi keliling dunia. Dengan uang yang tak pernah habis,
David pun membawa Millie ke kota favoritnya, Roma.
Dalam perjalanan romantisnya di dalam Colosseum,
Roma, secara tidak sengaja David bertemu dengan Griffin (Jamie Bell)
yang juga seorang Jumper. Ia sudah lama memperhatikan gerak-gerik David.
Saat sedang berdebat, mereka diserang kaum Paladin. Sekali lagi, mereka
lolos.
David yang sadar hidupnya tak lagi aman mencoba
mencari sekutu. Ia membujuk Griffin yang keras kepala bekerjasama
melawan Paladin.
Akankah persekutuan David dan Griffin mampu melawan
Roland cs ? Bagaimana kelanjutan kisah cinta David dan Millie ? Supaya
nggak penasaran ada baiknya tonton saja filmnya.
Posted by Unknown
Posted on 00.04
with No comments
Sudah pernah menonton “Black Hawk Down”
karya Ridley Scott? apabila jawabannya adalah sudah, maka tidak akan
asing melihat “Battle: Los Angeles”, karena film perang arahan sutradara
Jonathan Liebesman (The Texas Chainsaw Massacre: The Beginning) ini
bisa dibilang mengambil template film tahun 2001 tersebut.
Bedanya tentara Amerika tidak lagi dipasangkan dengan tentara milisi
Somalia yang sangar, melainkan musuh yang datangnya dari luar bumi, yup
alien. Jadi selain terasa sangat “Black Hawk Down”, lalu dipoles dengan opening
ala “Saving Private Ryan”, belum apa-apa film ini sudah asyik
menyodorkan penonton dengan serangan besar-besaran alien ke kota Los
Angeles, serta cuplikan-cuplikan televisi yang memperlihatkan bahwa
tidak hanya LA yang ketiban sial tetapi juga kota-kota lain di Amerika
dan belahan dunia lain. Sebuah hidangan pembuka yang tentunya tidak bisa
ditolak dan saya berharap “Battle: Los Angeles” memang sudah siap
dengan “amunisi” berisi adegan-adegan yang lebih gila dari opening tersebut. Tapi sayangnya harapan itu seperti dibombardir, walau tidak sampai luluh lantah.
Pada 11 Agustus 2011, bumi kedatangan
tamu sebuah objek asing dari luar angkasa yang awalnya diduga hanya
meteor biasa, objek yang “melambat” sebelum jatuh tersebut tiba di
kota-kota besar, termasuk Tokyo, Rio de Janeiro, Buenos Aires, New
Orleans, Mexico City, New York, Hong Kong, London, Paris, Barcelona,
Hamburg, Sydney dan tentu saja Los Angeles (mungkin cerita dari kota
lain bisa dijadikan sekuel). Penghuni bumi pun tidak perlu waktu lama
sampai akhirnya pertanyaan “apakah mereka sendirian?” selama ini
terjawab, ketika dari meteor-meteor tersebut bermunculan alien-alien
yang memang semenjak awal bukan datang dengan damai.
Pihak
“penyerang” yang berbentuk seperti robot alien lengkap dengan
persenjataan darat dan udara ini pun langsung melancarkan taktik Blitzkrieg,
apapun tujuan mereka datang ke bumi, yang pasti manusia sepertinya
tidak punya harapan. Namun bukan berarti kita diam saja, Amerika pun
mengarahkan kekuatan militernya untuk mempertahankan kota-kota mereka,
termasuk Sersan Michael Nantz (Aaron Eckhart) bersama dengan pasukan
marinir yang bertugas mempertahankan kota Los Angeles dan mengevakuasi
warga sipil. Nantz dan pasukannya yang “buta” dengan siapa mereka
berhadapan, langsung terjun ke medan perang dan menyisir sudut demi
sudut kota yang hancur hanya untuk menemukan bahwa mereka melawan
sesuatu yang tidak pernah mereka hadapi sebelumnya.
Jika setelah menonton film ini kalian
berpikir kenapa para alien ini bersusah payah untuk menyerang kota-kota
dan berhadapan dengan manusia ketimbang diam-diam mengambil yang mereka
inginkan, yaitu air, kemudian pulang ke kampung halaman mereka dengan
damai, well pikiran itu juga terlintas di kepala saya.
Sayangnya dengan tujuan alien yang sudah ditentukan dari awal sudah
begitu, “Battle: Los Angeles” terpaksa mengerahkan seluruh sumber
dayanya untuk menghibur kita dengan tumpukan special effect,
perang-perangan, dan selipan drama. Alih-alih menyuruh aliennya
diam-diam “menyedot” air yang memang melimpah di bumi dan membiarkan
manusia berpikir bahwa telah terjadi fenomena aneh akibat pemanasan
global, ketika tiba-tiba air laut surut begitu saja, film ini lebih tahu
keinginan penonton dengan memerintahkan alien untuk menyerang kota-kota
terpenting dunia. Jadi ketika manusia yang panik berpikir “hey kita
sedang diinvasi, dikolonialisasi, dan dimusnahkan”, kemudian mati-matian
mempertahankan kota mereka, pihak alien justru asyik menyedot sumber
daya air di bumi tanpa gangguan.
Alien-alien
ini memang punya taktik yang hebat untuk menguasai kota manusia dalam
sekejap, dengan senjata canggih yang mereka bawa. sayangnya tidak dengan
“Battle: Los Angeles” sendiri, filmnya justru tidak punya taktik
sehebat alien, ceritanya bisa dikatakan lemah dan serangkaian drama yang
coba dibangun juga tidak sekuat itu untuk menopang banyaknya pemain
yang hilir mudik tanpa penggalian karakter yang cukup. Satu-satunya
taktik yang cukup berhasil itu datang dari departemen visual effect. Ah
berbicara soal efek khusus, salah-satu studio yang mengerjakan polesan
pernak-pernik CGI di film ini adalah Hydraulx, milik Strause bersaudara,
familiar dengan nama itu? wajar saja karena mereka tahun lalu membuat film bertema serupa, yakni “Skyline”.
Karena film tersebut jugalah Hydraulx sempat bersitegang dengan pihak
Sony Pictures Entertainment karena dituduh menggunakan materi dari
“Battle: Los Angeles” untuk membuat film tandingan.
Saya pun kemudian melihat “Battle: Los
Angeles” seperti sebuah pelengkap apa yang tidak dihadirkan oleh
“Skyline”. Di review “Skyline”, saya ingat menyinggung bahwa nuansa
“invasi” yang dibangun kurang terasa, maka “Battle: Los Angeles”
membuatnya dengan cukup memuaskan dan tentunya meyakinkan karena
seolah-olah dibuat senyata-mungkin, apalagi dengan kemasannya yang ala
dokumenter itu. Jika “Skyline” terlihat superior di angkasa, maka
“Battle: Los Angeles” fokus pada perang dalam kota dengan alien-alien
berbentuk mekanik yang ditampilan persis seperti tentara manusia lengkap
dengan rantai komando dan berperang layaknya manusia, bedanya mereka
punya senjata lebih gahar. Sekali lagi atmosfir “Black Hawk Down” memang
sangat terasa selama kita dibawa “jalan-jalan” bersama Sersan Nantz dan
anak buahnya mengarungi reruntuhan kota Los Angeles. Walaupun cukup
membosankan ketika berurusan dengan momen yang ditujukan untuk memancing
emosi dan berbagai drama yang tampaknya gagal dalam misi untuk
menciptakan chemistry dengan penonton. “Battle: Los Angeles”
tidaklah seburuk itu, film ini masih menyenangkan dengan deretan aksi
perang-perangan melawan alien, dengan dukungan visual efek yang mumpuni,
mata kita pun akan dimanjakannya. Kita memang dipaksa untuk membuat
taktik sendiri untuk menikmati “Battle: Los Angeles”, apalagi jika bukan
lupakan ceritanya yang loyo itu.
Posted by Unknown
Posted on 00.01
with No comments
Jauh, jauh sebelum perselisihan antara Edward Cullen dengan Jacob Black
hanya gara-gara merebutkan hati sosok cantik Elizabeth Swan, di
Underworld sudah terjadi pertumpahan darah antar Vampir dan Werewolf. Di
Underworld, Werewolf sering disebut sebagai Lycans dan juga ada spesies
gabungan antara Vampir dan Lycans yang tentu saja lebih kuat dari
keduanya, mereka menyebutnya Hybrid. Sosok-sosok monster di Underworld
disajikan begitu kelam, tak seperti Vampir yang kelihatannya senang
bersolek di Twilight, bangsa Vampir lihai menggunakan senjata dan siap
mati untuk bertarung dengan musuh besarnya, Lycans. Pun dengan Lycans,
tak seperti sekumpulan manusia yang senang bertelanjang dada di
Twilight, bangsa Lycans terlihat sangat mengerikan disini, sosok monster
haus darah yang siap mencabik-cabik siapa saja yang menghalangi. Di
postingan kali ini saya akan membahas empat film dari franchise
Underworld. Jadi terserah kamu, lebih memilih kubu Twilight atau kubu
Underworld.
Underworld (2003)
Perang besar antar Vampir dan Lycans sudah terjadi sejak berabad-abad
yang lalu dan masih berlangsung hingga saat ini. Pemimpin bangsa Lycans
bernama Lucian diketahui sudah tewas karena dibunuh oleh Vampir bernama
Kraven yang saat ini berkuasa. Kemudian ada Vampir wanita bernama Selene
yang tengah menyelidiki beberapa Lycan yang sedang membututi seorang
manusia bernama Michael Corvin. Di tengah penyelidikan, Selene menemukan
fakta-fakta mengejutkan bahwa Lucian masih hidup dan ada pengkhianat di
dalam bangsa Vampir. Belakangan juga diketahui bahwa Lucian mengincar
Michael Corvin karena dalam darahnya mengalir sesuatu yang tak biasa.
Sesuai dengan judulnya, selanjutnya Underworld akan berjalan dengan
nuansa yang begitu kelam. Film pertama ini cukup berhasil untuk
membangun kesan pertama. Kita dihadapkan pada pertarungan epik antar dua
legenda monster, meskipun ya dibandingkan saat ini tak ada yang
istimewa untuk adegan aksinya. Daya tarik Underworld terlihat pada sosok
Kate Beckinsale yang sangat menyatu dengan Selene. Bagaimana sosok
Vampir wanita yang tetap kelihatan anggun meskipun sering terkena
cipratan darah. Hanya saja karakter yang lain tak bisa berkembang dan
plot yang diusung kelihatan terburu-buru demi menyelesaikan semua
permasalahan yang sudah terjadi. Ada bagian disana-sini yang cukup
mengganjal dan terlihat dipaksakan, durasi yang panjang dan konflik yang
meluas membuat penonton sedikit terengah-engah di pertengahan film.
Posted by Unknown
Posted on 23.55
with No comments
Andy Dufreyn (Tim Robbins),
adalah seorang narapidana yang dipenjara atas kejahatan yang tidak dia
lakukan. Bisa dikatakan dia adalah korban dari hukum yang tidak
dijalankan secara adil, juga ditambah dengan pengacara yang tidak becus.
Dia dipenjara atas tuduhan bahwa dia telah membunuh dua orang warga
sipil. Memang, di film itu, istri nya selingkuh dengan orang lain, dan
Andy juga sebenarnya kecewa dengan itu. Tapi kenyataannya bukan Andy
yang membunuh istri dan lelaki selingkuhannya. Andy dijatuhi hukuman
puluhan tahun penjara.
Andy Dufresne
Dipenjara, Andy bertemu dengan beberapa
narapidana lain yang kemudian menjadi kawan baiknya. Andy yang dulunya
bekerja sebagai bankir ini pernah membantu seorang petinggi penjara
bebas dari pajak. Dan sejak itu popularitasnya didalam penjara mulai
meningkat. Dia mulai menghitung pajak beberapa pegawai dalam penjara,
bahkan sampai pegawai dari penjara lain. Andy bukan hanya menjadi
penghitung pajak yang ulung, dia juga menjadi penasihat keuangan yang
handal. Sang kepala penjara semakin percaya padanya.
Andy membawa banyak perubahan yang baik
bagi penjara Shawshank. Namun, dia juga menjadi incaran kawanan beberapa
narapidana lain yang “suka” padanya. Mereka ingin menindas Andy untuk
melakukan hal-hal asusila. Andy hampir selalu lolos dari mereka. Suatu
ketika Andy babak belur karena kawanan itu. Sipir penjara yang
menjadikan Andy sebagai penasihat keuangannya marah besar, dan menghajar
kembali orang yang menganiaya Andy.
Andy berkawan baik dengan Red (Morgan Freeman)
dkk. Mereka selalu berbagi cerita satu sama lain. Red adalah seorang
penyelundup barang dari luar masuk ke penjara. Barang-barang seperti
rokok, poster, sampai palu bisa dia selundupkan kedalam penjara. Dia
menyogok sipir untuk itu.
Red dan Andy
Karena kejeniusan Andy, kepala penjara, Warden Norton
mempercayakan semua urusan keuangan penjara kepada Andy. Andy melakukan
semua perintahnya dengan baik. Karena jasa Andy, penjara mendapatkan
banyak bantuan finansial dan non finansial dari luar. Hasilnya berupa
buku-buku, piringan hitam, juga uang untuk pendanaan penjara.
Semakin lama, semakin banyak uang yang
masuk. Hal ini sejalan dengan rencana Norton untuk menyelewengkan uang
itu, dan Andy melakukan perintah dari Norton dengan baik. Norton suka
dengan rencana Andy yang menciptakan identitas palsu sebagai akun
pemilik uang-uang itu di Bank. Andy menciptakan identitas itu tanpa
harus melanggar peraturan pemerintah. Ini adalah spesialisasi Andy.
Warden Norton
Penjara menerima banyak tahanan baru yang menggantikan tahanan yang selesai masa penahanannya. Tommy (Gill Bellows)
adalah salah satunya. Tommy adalah seorang residivis muda. dia sudah
sering keluar masuk penjara. Tak lama kemudian Tommy menjadi akrab
dengan kelompok Red yang didalamnya juga ada Andy. Pada suatu
kesempatan, Tommy bercerita mengenai kenapa dia bisa masuk penjara. Dia
menjelaskan semuanya. Tommy penasaran bagaimana bisa orang seperti Andy
masuk penjara? Dan tidak lama kemudian Tommy juga tahu kenapa demikian.
Dari cerita tersebut, Tommy merasa ada kejanggalan. Dia pernah satu penjara dengan seseorang yang mengaku membunuh sepasang lovers
yang sedang bercinta. Si laki-laki adalah pe golf pro, dan si wanita
adalah istri seorang bankir. Andy memastikan cerita itu, dan mendapati
bahwa cerita itu benar adanya.
Tommy dan Andy
Emosi Andy sudah tidak tertahankan. Dia
sudah beberapa tahun dipenjara, sedangkan dia tidak bersalah. Kali ini
Andy berupaya untuk meyakinkan Norton untuk membebaskannya berdasarkan
kesaksian Tommy. Norton murka, karena ini bisa merusak rencananya untuk
bisa pensiun kaya raya dengan uang hasil penyelewengannya. Tommy
kemudian dibunuh oleh sipir suruhan Norton. Semua narapidana tahu kalau
kematian Tommy itu janggal. Dan Andy kena sanksi kurungan yang lama
dalam ruangan sempit.
Setelah bebas dari sanksi nya, Andy
merencanakan sesuatu. Andy memesan tali kepada Red. Red khawatir dengan
benda yang dipesan si Andy, dia takut jangan sampai Andy berniat untuk
bunuh diri. ternyata tidak demikian.
Andy kembali melakukan perintah Norton
dengan baik. Menghitung dan menyimpan uang nya dalam brankas juga
menyemir sepatu Norton. Andy kembali kedalam sel nya dengan tidak
mendapat kecurigaan dari sipir penjara.
Di malam badai itu Andy menjalankan
rencananya. Dia melarikan diri dari penjara. Bagaimana bisa dia
melarikan diri dari penjara dengan keamanan yang ketat seperti penjara
Shawshank ini? Dia melarikan diri dengan melewati lubang yang dia gali
secara diam-diam selama bertahun-tahun didinding selnya. Lubang itu dia
tutupi dengan sebuah poster wanita cantik.
Perjuangan Andy melarikan diri tidak
mudah, dia harus keluar melalui pipa pembuangan kotoran penjara. Dia
harus merangkak dalam pipa berdiameter sempit yang berbau busuk sejauh
ratusan meter. Dan Andy memperoleh hasil yang adil. Dia merasakan
kebebasannya! Dia telah bebas dari penjara yang sudah puluhan tahun
mendekamnya dengan tidak adil.
Kelakuan Norton dan sipir-sipir lainnya
dipenjara dibalas oleh Andy. Andy mengambil semua uang di Bank yang
sebelumnya dia selewengkan atas perintah Norton. Para bankir tidak
curiga, karena semua keterangan yang dibutuhkan mampu dipenuhi Andy.
Tidak ada yang tahu kalau Andy adalah seorang narapidana yang melarikan
diri dari penjara.
Mendapati bahwa Andy melarikan diri dari
penjara, Norton sangat marah. Kawan-kawan Andy diinterogasi satu per
satu. Tapi tidak ada yang tahu bagaimana Andy bisa melarikan diri dari
penjara. Sampai kemudian Norton tahu kalau selama ini poster yang ada
didalam sel Andy menutupi sebuah lubang tempat Andy melarikan diri.
Norton sangat bernafsu untuk mendapatkan kembali Andy dan menghukumnya.
Tapi terlambat, Norton lah yang kena
batu nya, dia akan ditangkap oleh pihak berwenang karena banyak
pelanggaran yang terjadi didalam penjara Shawshank. Andy lah yang berada
dibalik itu, dia lah yang membocorkan kepada media mengenai kebobrokan
dalam penjara itu. Semua bukti benar, dan Norton sudah tidak dapat
mengelak. Norton tidak berhasil ditangkap, dia lebih
dulu melakukan bunuh diri dengan menembakkan pistol dari bawah dagu nya
hingga tembus keatas kepalanya.
Red
Andy bebas, dan berlayar ke sebuah pulau tak berpenghuni di perairan Pasifik.
Dia telah merencanakan semuanya, dan meminta Red untuk menemuinya di
pulau tersebut setelah babas. Red menepati janjinya, dia mengikuti
petunjuk dari Andy yang dulu diberitahukan Andy sebelum melarikan diri
dari penjara. Red tidak sepenuhnya yakin, tapi dia melakukannya.
Keyakinan Red terbayarkan. Dia menemukan
Andy di pulau impiannya sedang memperbaiki sebuah perahu. Mereka
kembali bertemu. Di pulau itu, tidak akan ada yang mengganggu mereka
lagi. Mereka telah bebas dan damai.
Posted by Unknown
Posted on 23.49
with No comments
Membunuh atau dibunuh. Itulah aturan sederhana dari acaratahunan
Hunger Games. Di suatu masa depan, Amerika Utara musnah lalu berdirilah
negara Panem dengan Capitol sebagai ibu kota. Awalnya, Capitol
dikelilingi 13 distrik. Namun, suatu ketika terjadi pemberontakan
melawan Capitol dan berakibat musnahnya Distrik 13. Sebagai pengingat
akan kekuasaan ibu kota, Capitol mengadakan acara televisi The Hunger
Games setiap tahun di mana satu anak laki-laki dan satu anak perempuan
berumur 12 hingga 18 tahun dari setiap distrik dipilih untuk bertarung
sampai mati. Dua puluh empat peserta setiap tahun dan hanya akan ada
satu pemenang. Acara tersebut disiarkan live di seluruh Panem.
Katniss Everdeen, 16, adalah gadis yang tinggal di Distrik 12 bersama
ibu dan adik perempuannya, Primrose Everdeen. Distrik 12 mendapat jatah
sebagai produsen batubara. Sejak kematian ayahnya dalam ledakan di
tambang, Katniss mengambil alih sebagai kepala keluarga. Setiap hari ia
berburu bersama sahabat laki-lakinya, Gale. Pada saat pengambilan undian
Hunger Games ke-74, nama Primrose terpilih sebagai peserta. Secara
spontan, Katniss bersedia menggantikan posisi adiknya. Bersama anak
laki-laki terpilih dari distrik 12 bernama Peeta Mellark, Katniss
menyuguhkan acara The Hunger Games yang tak terlupakan untuk warga
Panem.
Alur cerita novel ini tergolong sederhana. Yang membuat The Hunger
Games menarik adalah karakter tokoh dan detil aksi yang intens. Katniss
adalah pemburu yang berpengalaman, akrab dengan alam, dan sangat
mandiri. Negara Panem melarang perburuan di Distrik 12 sehingga wilayah
itu dikelilingi pagar berarus listrik. Namun Katniss dan Gale selalu
lolos dan berhasil membawa hasil buruan untuk dimakan atau ditukar
dengan kebutuhan lain untuk keluarga mereka. Keahlian berburu dan
pengalaman Katniss lah yang membuat jalan cerita saat pertarungan
menjadi menarik.
Selain aksi, novel ini mengangkat kehidupan pribadi Katniss untuk
ditonjolkan pada sisi drama. Apalagi novel ini bertutur menggunakan
sudut pandang Katniss. Penulis menyoroti peran Katniss sebagai kepala
keluarga di usia belia dan rasa sayangnya kepada Prim, si bungsu. Begitu
juga dengan keraguan perasaan Katniss terhadap Gale. Ditambah lagi
dengan pengakuan Peeta yang ternyata menyukai Katniss sejak hari pertama
sekolah. Hubungan Katniss-Peeta banyak diolah sejak acara The Hunger
Games dimulai. Hubungan ini pula yang membuat pembaca mengira-ngira
motivasi Peeta yang sesungguhnya.
Edisi terjemahan dari Gramedia dikerjakan dengan baik. Alih bahasanya
mulus dan minim typo. Sampulnya mengadopsi versi asli yang menurut saya
kurang eye catching. The Hunger Games adalah buku pertama dari
trilogi. Sekuelnya adalah Catching Fire dan Mockingjay. Penulisnya,
Suzanne Collins mengategorikan novel ini untuk konsumsi Young Adult. Sebelum
menulis The Hunger Games, Collins bekerja untuk Nickelodeon. Novel ini
meraih berbagai penghargaan dan menjadi New York Times bestseller.
Adaptasi film The Hunger Games dijadwalkan akan rilis pada Maret 2012
dengan Jennifer Lawrence sebagai Katniss.
Hal yang patut dicatat dalam novel ini adalah penulis berhasil
menyajikan dunia baru, tanpa penyihir, naga, ksatria, dan lain
sebagainya. Terasa menyegarkan mengingat setelah era Harry Potter, dunia
perbukuan dibanjiri cerita fantasi dengan negeri antah berantah. Di
novel ini hanya ada anak-anak yang diuji ketangguhan dan kreativitasnya
untuk bertahan hidup. Mengerikan memang, namun idenya keren, alurnya
tegang dari awal hingga akhir, dan membuat saya sulit meletakkan buku
ini sebelum selesai. Oh ya, saya juga menyukai nama-nama karakternya
yang unik.
Nah, berikut ini foto adaptasi film The Hunger Games yang baru-baru ini dilansir oleh rumah produksi Lionsgate. Siapakah mereka?
Posted by Unknown
Posted on 23.46
with No comments
Dibawah
bimbingan Mark Hanna (Matthew
McConaughey), boss Wall Street
dengan pola kehidupan bebas bersama seks dan kokain, dalam waktu singkat Jordan Belfort (Leonardo DiCaprio)
berhasil berubah dari seorang pria biasa menjadi ahli stockbroker dengan penghasilan
yang luar biasa tiap bulannya. Dari sana kehidupan Belfort semakin besar,
berawal dari insiden Black Monday,
Belfort mengikuti saran dari istrinya, Teresa
(Cristin Milioti), hijrah ke Long
Island dan masuk ke perusahaan yang justru memberikannya keuntungan jauh
lebih besar.
Keberhasilan
tersebut menjadikan rasa percaya diri Belfort tumbuh semakin tinggi, dan
bersama bantuan ayahnya, Max (Rob Reiner),
serta Donnie Azoff (Jonah Hill) dan
rekan lainnya, Belfort kembali menelurkan kesuksesan dengan menyulap perusahaan
kecil yang ia namai Stratton Oakmont
menjadi sebuah perusahaan investasi raksasa. Namun sikap agresif yang ia miliki
semakin tidak terkendali, perlahan membawa Belfort kedalam masalah dengan
melibatkan wanita cantik bernama Naomi
Lapaglia (Margot Robbie), hingga Patrick
Denham (Kyle Chandler).
Setelah ia
bergerak tidak begitu jauh dari garis awal sangat mudah untuk kemudian
menggumamkan satu kata: gila! Ya, ini gila, Martin
Scorsese membuktikan bahwa ia merupakan sutradara yang selalu mampu bermain
dibanyak warna cerita lewat upaya menghadirkan penggambaran dari drama
bertemakan moralitas dengan cara yang sangat liar. Kecanduan narkoba, pelacur,
perselingkuhan, aksi saling tipu saham dan investor ratusan juta dolar, dikombinasikan
bersama ketelanjangan tanpa rasa takut, The
Wolf of Wall Street bukan hanya menjadi biografi dari sosok nyata bernama Jordan Belfort, namun juga wujud sebuah
sindiran tajam dari seorang Scorsese terhadap budaya keserakahan.
The Wolf of Wall Street adalah sebuah
kemasan menyenangkan yang mencoba melemparkan tragedi tanpa sekalipun jatuh ke
lingkup menghakimi. Penuh sesak dengan hadirnya pengulangan yang terkesan
bertele-tele dan berlebihan, selama hampir tiga jam kita akan diajak untuk
mengamati potret dari gaya hidup hedonistik dalam gerak cerita yang selalu
dinamis dan cekatan, menelusuri kehidupan Jordan
Belfort dari ketika ia hanya seorang pria biasa hingga menjadi sosok yang
dikagumi lengkap dengan kegembiraan penuh pesta pora, kemakmuran dengan
kemewahan melimpah, serta ujian yang menemani dalam balutan kombinasi antara
mimpi, ambisi, dan self-control.
Ya, self-control, dibalik tampilan luas
miliknya yang mungkin akan terkesan tidak memiliki tujuan yang kuat dan
dipenuhi dengan omong kosong berlebihan itu The
Wolf of Wall Street sesungguhnya hanya mencoba menggambarkan satu hal
sederhana dari naskah yang ditulis ulang oleh Terence Winter ini, bagaimana pentingnya kemampuan kita untuk
mengendalikan serta menyeimbangkan kehidupan. Sangat sederhana, bahkan Scorsese
sejak awal seperti tidak ingin mencoba bergerak terlalu jauh saat membentuk
pesan yang ia bawa, menghindari cara rumit dan kompleks, dan justru hendak
membawa penonton mengerti niat utamanya lewat cara hanyut dalam aksi
menertawakan perilaku buruk yang membawa mimpi buruk bersama dominasi kehadiran
komedi hitam.
Konsep yang
diusung Scorsese pada film ini adalah dengan menciptakan cerita yang terus
mengalir dengan powerfull serta dipenuhi kegaduhan tanpa henti, menyapu
penontonnya kedalam jeratan narasi konvensional yang terus mencuri atensi,
struktur cerita yang cantik bersama sikap totalitas dan komitmen yang tampil
tanpa rasa takut. Proses menghancurkan karakter ini berhasil menjadi sebuah
alarm terkait sikap hedonisme, dengan gerak gelisah yang dipenuhi kepanikan dan
ratusan F-word, terkadang juga terasa absurd, lewat sebuah refleksi menjijikkan
dari sikap berlebihan yang tidak pernah puas.
Yang menjadi
masalah disini adalah dengan keberadaan Martin
Scorsese di bangku kendali, The Wolf
of Wall Street sudah terlanjur dengan cara yang sangat mudah menghadirkan
ekspektasi akan hadirnya sesuatu yang besar dalam kemasan yang besar. Hal
tersebut menyebabkan pesan sederhana yang sesungguhnya sangat powerfull itu
akan terkesan terlalu berlebihan pada proses penggambaran yang bahkan mungkin
akan terasa melelahkan bagi sebagian orang, walaupun sepanjang durasi saya
tidak menemukan momen membosankan meskipun ia punya momentum yang seperti
melemah ketika kita mulai keluar dari pesta dan masuk kedalam duka. Keinginan
Martin Scorsese untuk menghadirkan kekacauan yang liar dan terkendali juga
sangat terbantu berkat kinerja memikat divisi akting.
Ini mungkin
kinerja terbaik dari seorang Leonardo
DiCaprio dari daftar film miliknya yang telah saya tonton, ia bersinar di
dalam totalitas pada upaya menyeimbangkan sisi karismatik bersama sisi hitam
yang dimiliki Belfort. Oscar? Hmmm. Begitupula dengan Jonah Hill dengan gigi
putihnya, dan Margot Robbie yang
secara mengejutkan bukan hanya tampil sebagai pemanis belaka. Scorsese juga
cerdik dalam membentuk karakter kecil yang dimainkan dengan baik oleh deretan
sosok yang sudah tidak asing lagi, dari Cristin
Milioti, Jean Dujardin, Matthew McConaughey, Spike Jonze, Kyle Chandler,
hingga Jon Favreau.
Overall, The Wolf of Wall Street adalah film yang
memuaskan. Mungkin ia akan terkesan terlalu berlebihan serta tidak memiliki
point utama yang begitu penting, karena pesan sederhana terkait self-control dengan menggunakan tema
hedonisme itu disembunyikan oleh Martin
Scorsese didalam struktur yang sengaja ia bangun kedalam sebuah studi
karakter yang tampil penuh totalitas dan komitmen, berkilau dalam gerak yang
terasa liar, namun tetap terkendali.