Bangunan di tengah hamparan salju terasa senyap. Dengan perlahan tiga orang laki-laki, Sam (Kevin Zeggers), Briggs
(Laurence Fishburne) dan Graydon (Atticus Dean Mitchell) menuruni
tangga memasuki bangunan yang bagian terbesarnya di bawah tanah. Sama
sunyinya dengan bumi yang sudah lama membeku. Bedanya ketiganya
merasakan genangan darah segar di bangunan yang disebut sebagai Colony
ke 5 itu. Semakin masuk darah
bertebaran di dinding, namun tak satu pun mayat ditemukan. Kesannya
semua manusia yang ada di bangunan itu ditumpas.
Kecuali satu orang yang ketakutan bersembunyi dalam ruangan terkunci. Sayang dia tidak membantu banyak menjelaskan apa yang terjadi. Ketiganya keluar dan menemukan tubuh-tubuh manusia yang sedang dimakan. Bukan oleh mahluk lain, tetapi oleh manusia sendiri. Segerombolan manusia yang menjadi serigala bagi sesamanya sendiri. Bukan dalam arti kiasan seperti yang diungkapkan filsuf Inggris Thomas Hobes “Homo Homoni Lupus”, tetapi dalam arti sebenarnya. Kini ketiganya harus bertahan hidup dari para kanibal itu bahkan harus mencegah agar mereka tidak mencari colony ke 7 tempat tinggal ketiga laki-laki itu.
The Colony merupakan film post apocalyptic
yang mencekam tentang apa yang terjadi pada umat manusia ketika zaman
es kembali menerpa bumi. Melalui percakapan antara para tokohnya terkuak bumi makin panas, akhirnya menimbulkan anomali cuaca salju turun tanpa henti. Ketika peradaban runtuh, tanaman pertanian rusak, binatang-binatang mati, maka makanan makin langka.
Manusia-manusia yang masih tersisa di bumi yang
membeku tinggal dalam sejumlah koloni yang wujudnya seperti “city state”
yang diperintah oleh pemimpin yang harus kejam demi kelangsungan hidup
bersama. Penderita flu berat harus memilih : pergi menelusuri hamparan salju (yang berarti kematian berlahan) atau mati ditembak. Makanan harus ditata. Ada peternakan dan perkebunan di bawah tanah yang kualitas nutrisinya jauh dibanding ketika bumi masih hangat. Colony
7 adalah di antaranya yang populasinya sekitar 100 orang. Hingga suatu
ketika ada panggilan bantuan dari Colony ke 5 yang membuat satu tim
harus dikirim ke sana karena ada perjanjian saling tolong-menolong
anatar dua colony itu.

Adegan dalam The colony (kredit foto www.scificool.com)
Sinematografi menarik. Adegan perjalanan tiga laki-laki menyelidiki Colony 5 menelusuri
kota yang membeku, kemudian menemukan mobil di mana seorang ibu dan
seorang anaknya mati membeku. Lalu ada pria yang mati di luar mobil
dengan lubang tembakan di tubuhnya. Bisa ditebak, pria itu bunuh diri karena depresi istri dan anaknya mati. Adegan
lain ketika mereka menginap di bangkai helicopter, seorang di antara
mereka melihat majalah pria dewasa dan mempelototi gambar gadis
berbikini yang tinggal menjadi sejarah. Pada waktu itulah Sam, salah satu tokoh film ini curhat
kehilangan keluarganya. Ayahnya pergi ke kota lain mencari bantuan dan
tak pernah kembali dan ia pun terpisah dengan ibu dan adiknya.

The Clony (Kredit foto: www.Impawards.com)
The Colony mengingatkan saya pada The Road (2009) tentang pasca
bencana besar dengan kondisi sebangunan, bedanya bumi ditimpa hujan
debu dan gersang, tanaman banyak mati dan makanan langka, hingga manusia
makan anjing bahkan ada gerombolan manusia yang memburu sesama manusia. Sayang baik The Colony hanya memberikan informasi tentang apa yang terjadi pada belahan bumi sebelah utara. Apa yang terjadi pada bagian selatan tidak ada informasi. Tetapi
manusia terdesak menjadi kanibal ketika makanan tidak ada patut
direnungkan. Karena dalam sejarah sudah terjadi pada penumpang yang
selamat dalam kecelakaan pesawat di Pegunungan Andes pada 1972. Untuk
bertahan hidup belasan penumpang yang selamat harus makan daging
kawannya yang mati.
Pelajaran dari film ini selagi masih bisa, maka jagalah bumi agar tetap bisa member makanan seluruh penghuninya selama mungkin.
0 komentar:
Posting Komentar